Rabu, 23 Juni 2010

Sejarah PO Eka / Mira




PO Eka / Mira sejarahnya berawal dari PO Flores yg mulai beroperasi di sekitar tahun 70 an (tahun pastinya saya agak lupa)

PO ini seangkatan dengan PO Surya Jaya, Rukun Makmur, Agung Express dll.

Pada saat awal operasi PO Flores, chassis bis di Jatim didominasi oleh MB LP 911 dan Mitsubishi T653 (kedua-duanya ber-overhang depan pendek karena berbasis chassis truk). Flores lebih memilih Mits ketimbang MB.

Era MB 911 dan Mits T653 ini adalah era pengganti bis ber-overhang depan panjang seperti Ford type D, Hino BT dan Leyland yg banyak digemari di akhir tahun 60 an- awal tahun 70 an.

Secara dratis Flores mengalami perkembangan. Trayek andalannya adalah Surabaya – Solo (mayoritas) dan sebagian kecil Surabaya – Ponorogo.

PO Flores memiliki ciri warna hijau waktu itu. PO memiliki image di maysarakat sebagai bis banter dan cenderung ugal-ugalan.

Beberapa kecelakaan fatal pernah dialami PO ini namun tidak mempengaruhi perilaku rata-rata sopir Flores yg tetap suka ngeblong dan membuat kendaraan yg disalip atau yg dari arah berlawanan jadi jantungan.

Sungguhpun begitu sebenarnya PO Flores tidak semuanya ngeblong karena sampai menjelang tahun 80 an Flores masih tua berchassis Ford serie D. Selain itu ada juga yg berchassis Hino BX EH 100 yg agak lemot.

Ketika Hino mengeluarkan BX serie EH 700 Flores sempat mengoperasikan bis bumel yg mewah. Kalo tidak salah ada 4 unit. Bis ini bumel tapi seat 2 – 2 dan jalannya nge-joss.Pada saat itu Mitsubishi juga sudah mulai mengeluarkan type baru penyempurnaan type T653 yaitu Mitsubishi FM.

Yang unik, Hino ganti mengeluarkan bis overhang pendek (sekarang ini seukuran OF 8000). Type itu sekarang mungkin yg dikembangkan jadi type Hino FB. Flores-pun punya banyak sekali armada jenis ini.

Memasuki tahun 80 an Mitsubishi dengan cemerlang mengeluarkan chassis pertamanya yg ber-overhang depan panjang yaitu Mits BM. Flores pun meremajakan armadanya dengan bis type ini disamping tetap menambah dengan Hino BX dan beberapa MB OF.

Di saat mulai memakai Mits BM inilah tragedi besar terjadi. Kecelakaan bis Flores tertabrak kereta api membuat Flores berhenti operasi.

Waktu itu Flores Mits BM berbody Morodadi (Tan A King) yg dikemudikan oleh Marwan yg sedang membawa rombongan anak sekolah SMP dari Jombang tertabrak kereta api di daerah Solo.

Masyarakat marah dan memprotes keras kepada PO Flores dengan cara mencegat dan merusak PO Flores, sehingga akhirnya PO in terpaksa harus menyetop operasi.

Beberapa bulan kemudian Flores muncul dengan nama baru. Yaitu Eka untuk armada yang berchassis Mits, Mira untuk armada yg berchassis Hino dan Victory untuk yg berchassis MB.

Akhirnya, Victory tidak jadi dipakai dan berganti dengan Ita untuk melayani trayek surabaya – ponorogo. Sementara Eka dan Mira untuk Surabaya – Solo.

Memasuki era 85 an pembagian Eka dan Mira berdasarkan chassis sudah tidak diberlakukan lagi. Sebagian armada Mira Hino lama diganti Mitsubishi BM dan bahkan PO ini meluncurkan gebrakan dengan munculnya bis ATB pertama dengan nama Surya Agung berchassis Mits BM ber AC gantung untuk jurusan Surabaya – Ponorogo. Beberapa tahun kemudian disusul dengan armada Hino RK kompor ATB dan Nissan CB berbendera Eka untuk Surabaya – Solo – Yogya disusul juga Mira berbasis Hino AK untuk surabaya Solo.

Memang setelah sukses kembali dengan nama-nama baru, Eka dan Mira sempat jatuh ke pelukan Nissan tepat pada saat bossnya memutuskan untuk menjadi dealer Nissan untuk daerah Mojokerto dan sekitarnya. Ketika itu Eka sedang mengawali merinstis Patas Surabaya – Yogya dengan Hino AK AC gantung body New Armada bersaing dengan Patas Hino AK New Armadanya Sumber Kencono. Alhasil Ekapun secara bertahap mengganti armada Patas Hinonya dengan Nissan RB dan armada bumelnya dengan Nissan CB.
Sumber Kencono tidal mau ketinggalan dengan Mits RM nya.

Tapi tampaknya persaingan kelas Patas dimenangkan oleh Eka hingga akhirnya SK mundur teratur dari kelas ini dan tinggal fokus ke bumel.

Cukup lama Eka / Mira bermesraan dengan Nissan hingga entah mengapa akhirnya belakangan ini berpaling lagi ke Hino.


Sekarang ini Mira hanya dikonsentrasikan ke bumel sedangkan Eka dikonsentrasikan ke Patas, adapun Ita yg untuk trayek pendek sudah tidak dioperasikan lagi.

Perjalan panjang Flores yg ber-metamorfosa ke Eka / Mira patut diacungi jempol. Sebuah upaya mempertahankan bisnis yg penuh dinamika dan tantangan.

Hasilnya Eka dan Mira tetap menjadi PO yg bisa dibanggakan masyarakat Jatim





Tidak ada komentar:

Posting Komentar