Rabu, 23 Juni 2010

Bus Sumber Kencono, Fenomena atau Gladiator?




KENAPA bus PO Sumber Kencono yang berbasis di Krian, Sidoarjo sering
kecelakaan? Dalam perspektif saya, selama belum ada undang-undang pembatasan
kecepatan kendaraan di jalan raya, jangan harap bus-bus yang melaju di jalanan
akan terkontrol kecepatannya. Sebaliknya, nikmatilah keganasan mesin-mesin bus
ber-cc besar yang digeber habis di jalan raya.

Sumber Kencono (SK) adalah fenomena yang nyata. SK adalah mesin uang bagi
pemilik PO itu, bagi crew, dan sebagian besar pengguna jasanya. Banyak pengamen
dan pedagang asongan yang menggantungkan hidup dari SK di jalur
Surabaya-Madiun- Solo-Jogja, Surabaya-Madiun-Solo-Semarang.

Sang fenomena ini berangkat tiap interval sekitar 20 menit sekali selama 24 jam
non stop di jalur Surabaya-Madiun-Solo-Jogja. Banyak konsumen bus yang jadi penumpang bus ini dan selalu menantinya yang akan membawa mereka ke kota tujuan. Di jalur Surabaya-Jogja PP belum ada PO lain
yang bisa menandingi ‘kedigdayaan’ PO ini.
Walaupun sering terjadi kecelakaan baik fatal maupun ringan, tidak menyurutkan penggemarnya untuk tetap menggunakan jasa bus ini.
Coba anda naik bus satu ini. Dalam perjalanan Anda pasti akan disuguhi fenomena
yang nyata. Seringnya sesama bus SK yang saling berpapasan. Dekatnya interval
pemberangkatan bus satu dengan bus SK di depan dan di belakangnya.
Berjubelnya penumpang pada jam dan hari tertentu yang menaiki bus ini.
Semua karena populasi armada SK yang memang banyak dan menguasai jalur ini, walaupun

ada kompetitor lain seperti PO Mira, PO Eka, PO Akas atau PO Restu.
Dengan karakter pengemudi tunggal yang membawa bus untuk perjalanan satu rit
(pergi-pulang), maka pengemudi dituntut tiba di tujuan lebih awal untuk
memaksimalkan waktu istirahat yang lebih panjang di terminal. Alhasil, sopir
dituntut memacu busnya cepat dan cepat. Whuss whusss…

Sumber Kencono AC Tarif Biasa


akhirnya, terobosan yang ditunggu tunggu udah dateng, Bis Sumber Kencono dengan fasilitas AC tetapi tarif biasa (ATB), Surabaya – Yogya PP Rp 38.000,- sekali jalan. Terobosan ini setelah temenku, si pemilik PO SK, aku sms (kalo aku bisa kenal, asyik, sayang hal ini sementara hanya mimpi) kasi tau dia kalo bis-nya harus bikin terobosan, karena musuh bebuyutannya, mbak Mira udah pake ATB juga, dan banyak, belom lagi si Restu dengan Panda-nya, membuat bis SK jadi pilihan terakhir pada siang hari, secara di jawa timur itu panas ajegile.


Sumber Kencono AC

Bis ini (katanya) pake Hino seri A215 mesin depan, pake baju (karoseri) Laksana tipe Nucleus 3, berikut sedikit review detil teknis dari bung Awan di milis BMC:

  1. Ternyata versi Nucleus 3 dengan penambahan Grill garang standard SK begitu sempurna… hal ini sangat berbeda dengan seri Nucleus 3 sebelumnya yang diekonomikan seperti milik HJ, Dali Mas, dll… Nucleus berubah menjadi image yang Kokoh dan Gagah… ! Hal ini tidak salah jika ditawarkan Laksana baik untuk bus bermesin depan maupun bermesin belakang. Saya jadi teringat AKAS NNR yang menambahkan grill untuk armada rear engine nya…hasilnya juga perfect
  2. Versi ini bahkan sangat cocok dipadukan dengan Legacy sebagai varian terbaru dari Laksana… utek utek imajinasi… wajah Nucleus 3R, belakang Legacy…
  3. Saatnya Laksana memasukan model ini sebagai varians baru produk ” Nucleus 3R”.

Beberapa tulisan di milis juga memberikan review bagus untuk suspensi Hino A215 yang katanya nyaman dan tidak berasa naek bis mesin depan (yang tersohor dengan suspensi keras). Saya juga sudah nyobain waktu turing singkat ke ngawi, empuk suspensinya dan enak banget larinya.

Pertarungan bis Sumber Kencono dengan bis Mira ini terjadi di 3 lini

Tongkat Estafet di AKAS



Pengelolaan armada PO AKAS dibagi menjadi PO AKAS I, PO AKAS II, PO AKAS III, PO AKAS IV, di tahun 1976 sesuai dengan putra-putri H Karman Amat, dengan trayek yang berbeda-beda.

BAGI yang berada di Jawa Timur, pasti mengenal Perusahaan Otobus (PO) AKAS dari Kota Probolinggo. PO AKAS ini didirikan H Karman Amat, yang bermula dari sebuah bengkel di tahun 1934, yakni pada masa perjuangan kemerdekaan. Bengkel itu digunakan untuk memperbaiki senjata milik para pejuang.

ImageKetika kemerdekaan telah direbut bangsa ini, fungsi bengkel pelan tetapi pasti mulai mengalami perubahan. Sekitar enam tahun pasca kemerdekaan, tepatnya di tahun 1951, H Karman Amat menyambung hidup dengan mengoperasikan angkutan truk, untuk mengangkut barang dan penumpang, sekaligus transportasi paket surat ke Probolinggo, Sukapura, dan Krucil. Tahun 1956, armada bus dimiliki H Karman Amat. Bus tersebut karoserinya dari kayu, dan berbahan bakar bensin.

Secara resmi PO AKAS didirikan pada 1956, dengan Akta Notaris Sie Kwan Ho nomor 111 tanggal 23 Maret 1956, berbentuk perseroan komanditer (CV). Kemudian dalam perkembangannya, H Karman Amat memiliki bidang usaha lainnya, yakni hotel, perkebunan, penangkapan ikan, bahkan mengelola pendidikan yakni Universitas Wijaya Putra di Surabaya.

Semakin lama jumlah armada PO AKAS semakin bertambah sehingga dalam pengelolaannya dibagi menjadi PO.AKAS I, PO AKAS II, PO AKAS III, PO AKAS IV, di tahun 1976 sesuai dengan jumlah putra-putri H Karman Amat dengan trayek yang berbeda-beda. PO AKAS I dipimpin Harsono, PO AKAS II dipimpin Tingok, PO AKAS III dipimpin Ali suami dari Ibu Sunarni, dan PO AKAS IV Eddy Hariadi.

ImagePO AKAS IV memiliki beberapa trayek, yang sebagian besar melewati kota Probolinggo seperti Banyuwangi-Probolinggo, Banyuwangi-Semarang, Banyuwangi-Madura, Surabaya-Denpasar, Malang-Denpasar, dan Probolinggo-Semarang. Namun, saat ini PO AKAS IV mengkonsentrasikan armadanya pada layanan bus pariwisata.

Untuk kelangsungan usahanya, Eddy mempersiapkan generasi penerus. Bisnisnya diteruskan kedua putranya, yakni Hardian Prayoga dan Zendy Hardianto. Generasi muda AKAS IV ini tetap ingin memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat di wilayah Jawa Timur dan Bali sebagai target utamanya.

Di tangan anak-anak muda ini, berbagai inovasi dilakukan seperti peremajaan armada beserta fasilitasnya, serta perawatan prima atas armada yang ada. Ini menjadi bagian penting, di tengah persaingan bisnis transportasi darat yang kian ketat.



Sejarah PO Eka / Mira




PO Eka / Mira sejarahnya berawal dari PO Flores yg mulai beroperasi di sekitar tahun 70 an (tahun pastinya saya agak lupa)

PO ini seangkatan dengan PO Surya Jaya, Rukun Makmur, Agung Express dll.

Pada saat awal operasi PO Flores, chassis bis di Jatim didominasi oleh MB LP 911 dan Mitsubishi T653 (kedua-duanya ber-overhang depan pendek karena berbasis chassis truk). Flores lebih memilih Mits ketimbang MB.

Era MB 911 dan Mits T653 ini adalah era pengganti bis ber-overhang depan panjang seperti Ford type D, Hino BT dan Leyland yg banyak digemari di akhir tahun 60 an- awal tahun 70 an.

Secara dratis Flores mengalami perkembangan. Trayek andalannya adalah Surabaya – Solo (mayoritas) dan sebagian kecil Surabaya – Ponorogo.

PO Flores memiliki ciri warna hijau waktu itu. PO memiliki image di maysarakat sebagai bis banter dan cenderung ugal-ugalan.

Beberapa kecelakaan fatal pernah dialami PO ini namun tidak mempengaruhi perilaku rata-rata sopir Flores yg tetap suka ngeblong dan membuat kendaraan yg disalip atau yg dari arah berlawanan jadi jantungan.

Sungguhpun begitu sebenarnya PO Flores tidak semuanya ngeblong karena sampai menjelang tahun 80 an Flores masih tua berchassis Ford serie D. Selain itu ada juga yg berchassis Hino BX EH 100 yg agak lemot.

Ketika Hino mengeluarkan BX serie EH 700 Flores sempat mengoperasikan bis bumel yg mewah. Kalo tidak salah ada 4 unit. Bis ini bumel tapi seat 2 – 2 dan jalannya nge-joss.Pada saat itu Mitsubishi juga sudah mulai mengeluarkan type baru penyempurnaan type T653 yaitu Mitsubishi FM.

Yang unik, Hino ganti mengeluarkan bis overhang pendek (sekarang ini seukuran OF 8000). Type itu sekarang mungkin yg dikembangkan jadi type Hino FB. Flores-pun punya banyak sekali armada jenis ini.

Memasuki tahun 80 an Mitsubishi dengan cemerlang mengeluarkan chassis pertamanya yg ber-overhang depan panjang yaitu Mits BM. Flores pun meremajakan armadanya dengan bis type ini disamping tetap menambah dengan Hino BX dan beberapa MB OF.

Di saat mulai memakai Mits BM inilah tragedi besar terjadi. Kecelakaan bis Flores tertabrak kereta api membuat Flores berhenti operasi.

Waktu itu Flores Mits BM berbody Morodadi (Tan A King) yg dikemudikan oleh Marwan yg sedang membawa rombongan anak sekolah SMP dari Jombang tertabrak kereta api di daerah Solo.

Masyarakat marah dan memprotes keras kepada PO Flores dengan cara mencegat dan merusak PO Flores, sehingga akhirnya PO in terpaksa harus menyetop operasi.

Beberapa bulan kemudian Flores muncul dengan nama baru. Yaitu Eka untuk armada yang berchassis Mits, Mira untuk armada yg berchassis Hino dan Victory untuk yg berchassis MB.

Akhirnya, Victory tidak jadi dipakai dan berganti dengan Ita untuk melayani trayek surabaya – ponorogo. Sementara Eka dan Mira untuk Surabaya – Solo.

Memasuki era 85 an pembagian Eka dan Mira berdasarkan chassis sudah tidak diberlakukan lagi. Sebagian armada Mira Hino lama diganti Mitsubishi BM dan bahkan PO ini meluncurkan gebrakan dengan munculnya bis ATB pertama dengan nama Surya Agung berchassis Mits BM ber AC gantung untuk jurusan Surabaya – Ponorogo. Beberapa tahun kemudian disusul dengan armada Hino RK kompor ATB dan Nissan CB berbendera Eka untuk Surabaya – Solo – Yogya disusul juga Mira berbasis Hino AK untuk surabaya Solo.

Memang setelah sukses kembali dengan nama-nama baru, Eka dan Mira sempat jatuh ke pelukan Nissan tepat pada saat bossnya memutuskan untuk menjadi dealer Nissan untuk daerah Mojokerto dan sekitarnya. Ketika itu Eka sedang mengawali merinstis Patas Surabaya – Yogya dengan Hino AK AC gantung body New Armada bersaing dengan Patas Hino AK New Armadanya Sumber Kencono. Alhasil Ekapun secara bertahap mengganti armada Patas Hinonya dengan Nissan RB dan armada bumelnya dengan Nissan CB.
Sumber Kencono tidal mau ketinggalan dengan Mits RM nya.

Tapi tampaknya persaingan kelas Patas dimenangkan oleh Eka hingga akhirnya SK mundur teratur dari kelas ini dan tinggal fokus ke bumel.

Cukup lama Eka / Mira bermesraan dengan Nissan hingga entah mengapa akhirnya belakangan ini berpaling lagi ke Hino.


Sekarang ini Mira hanya dikonsentrasikan ke bumel sedangkan Eka dikonsentrasikan ke Patas, adapun Ita yg untuk trayek pendek sudah tidak dioperasikan lagi.

Perjalan panjang Flores yg ber-metamorfosa ke Eka / Mira patut diacungi jempol. Sebuah upaya mempertahankan bisnis yg penuh dinamika dan tantangan.

Hasilnya Eka dan Mira tetap menjadi PO yg bisa dibanggakan masyarakat Jatim





Bajaj Bajuri


Bajaj Bajuri adalah serial sinetron televisi Indonesia yang ditayangkan oleh stasiun Trans TV. Sinetron ini dibintangi antara lain oleh Mat Solar (Bajuri), Rieke Diah Pitaloka (Oneng), Fanny Fadillah (Ucup) dan Nani Widjaja (Emak).

Sinetron ini menceritakan tentang kisah sebuah keluarga sederhana Betawi, yaitu keluarga Bajuri dan Oneng, yang berpenghasilan pas-pasan karena sang suami hanyalah seorang sopir bajaj sedangkan sang istri membuka salon kecil-kecilan. Kehidupan mereka yang sederhana beserta lingkungan sekitarnya ditampilkan untuk menggambarkan situasi kodnisi masyarakat kebanyakan di Jakarta.

Hingga saat ini Bajaj Bajuri merupakan Sinetron, Sinetron Komedi, Live-Action Sinema, FTV, dan Sinetron Ramadhan yang paling lama tayang, jika ditotalkan sudah berjumlah 1065 episode, sudah termasuk dengan Bajaj Baru Bajuri dan Salon Oneng. Sinetron-sinetron lain yang berusaha mendapatkan rekor ini adalah Tersanjung (yang terhenti di episode 760), Cinta Fitri (masih berjalan, 550+ episode) dan OB serta Suami Suami Takut Istri untuk kategori Sinetron Komedi, dimana keduanya sudah mengumpulkan 679 dan 612 episode.

Serial musim pertama sinetron ini dimulai pada tahun 2002. Sekitar pertengahan tahun 2005, sinetron in dipecah menjadi dua yaitu Bajaj Baru Bajuri dan Salon Oneng.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Pemain

[sunting] Episode

[sunting] Edisi 20 menit

Bajuri edisi ini berdurasi sekitar 20 menit yang merupakan format awal sinetron Bajaj Bajuri.

  • Ada persoalan bau badan
  • Alih profesi jadi sekuriti
  • Anak pancingan jilid kedua
  • Bajuri dituduh jadi pembunuh
  • Bajuri jadi bintang sinetron
  • Bajuri mati hidup lagi
  • Barang hilang banyak terbilang
  • Biarkan aku ikut bersamamu
  • Bulu tangkis memang manis
  • Hilangnya kado ulang tahun
  • Jangan cuman ngomong doang
  • Jangan ngimpi jadi penyanyi
  • Kalau pulang bukan hilang
  • Ketika handphone bikin masalah
  • Koteka membawamu kembali kesini
  • Kubelikan pizza demi cinta
  • Langkah bodoh mencari jodoh
  • Masalah burung dalam sarung
  • Mencari Perhatian Salah Pengertian
  • Oneng ketemu mantan pacar
  • Oneng masih cinta Bajuri
  • Romantika Bajuri dan Oneng
  • Semua perlu pakai telepon
  • Serunya nonton VCD porno
  • Setelah menang hadiah melayang
  • Susah dahulu kalah kemudian
  • Target pembunuhan salah sasaran
  • Tutup salonmu bukalah kembali
  • Ucup batal kawin
  • Ucup patah hati

[sunting] Edisi 40 menit

Bajuri edisi ini berdurasi sekitar 40 menit yang merupakan kelanjutan format Bajaj Bajuri awal.

  • Bajuri Fried Chicken
  • Bikin bayi, jadi berabe
  • Bukan kamu yang kumau
  • Dengkul tampak, banyak dampak
  • Gusarnya gusuran
  • Ketinggalan dompet semua kepepet
  • Mang Dadang kapan pulang
  • Ngelamar jadi sopir pribadi
  • Pemilu
  • Piara lohan, Bajuri kasihan
  • Satu bajaj dua cinta 1
  • Satu bajaj dua cinta 2
  • Tour siapa yang atur

[sunting] Edisi Ramadhan

Bajaj Bajuri edisi ini keluar pada saat bulan Ramadhan dengan tema yang berhubungan dengan puasa dan Ramadhan

  • Berubah sikap hanya sekejap
  • Buka tutup amplop
  • Dibikin keder karena mixer
  • Dunia perlu akhirat perlu
  • Kejarlah Jodohmu Terimalah Nasibku
  • Kuatkan Iman Hindari Godaan
  • Menebar gosip memang sip
  • Persaingan bisnis memang sadis
  • Repotnya Bajuri karena televisi
  • Sahur kesiangan buka berlebihan
  • Tolong Bang tutup lobang
  • Uang sedekah hilang sudah

Mat Solar


Nasrullah yang lebih dikenal sebagai Mat Solar (lahir di Pejompongan, Jakarta, Indonesia, 4 Desember 1962; umur 47 tahun) adalah seorang pemeran dan pelawak Indonesia. Nama Mat Solar melejit setelah berperan dalam Bajaj Bajuri yang ditayangkan stasiun televisi swasta TransTV.

Nama Mat Solar didapatkan oleh anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan H Muh Ali Sidik (alm) dan Hj Rosani ini ketika memerankan tokoh Mat Solar, pemeran utama dalam Teater Mama yang kerap mengisi acara di TVRI pada tahun 1978-1982. Dari teater komedi Betawi tersebut Nasrullah mengawali kariernya sejak duduk di bangku kelas II SMP. Awalnya pada tahun 1976 Teater Mama hanya menjadi ajang berkumpulnya remaja yang akan manggung jika diundang acara tujuh belasan di kampung atau di sekolah-sekolah. Namun kemudian teater ini menjadi salah satu teater paling 'nakal' karena berani mengkritik pemerintah Orde Baru yang berkuasa saat itu. Setelah berhenti beberapa tahun dari TVRI, Teater Mama coba kembali dihidupkan di tahun 1990. Sayang karena kurangnya sambutan, program ini dihentikan.

Setelah itu nama Mat Solar seakan lenyap. Meski demikian tak sepenuhnya vakum, karena selain aktif berpolitik di parpol, Nasrullah juga bermain sebagai pemeran pendukung di beberapa sinetron, antara lain Senggal-Senggol (1996) di RCTI, Sorga Di Bawah Telapak Kaki Ibu (SCTV), Raja Sawer (Anteve), dan Luv (RCTI). Tak hanya itu, dia juga pernah berpartisipasi di Radio Suara Kejayaan (1986) dan menjadi manajer produksi di Bens Radio (1990). Nama Mat Solar kembali terangkat, seiring melejitnya sinetron Bajaj Bajuri. Ide sinetron tersebut muncul dari Hardi, Syarifuddin Jaluski, dan Nasrullah yang sepakat membuat sinetron yang mengangkat tentang bajaj. Sebelum menjadi Bajaj Bajuri, judul sinteron tersebut adalah Bajaj Bang Mamat. Bajuri adalah nama tokoh yang diperankan Nasrullah dalam film pertamanya Mendung Tak Selamanya Kelabu (1982).

Nasrullah yang pernah kuliah di Jurusan Sosiologi, FISIP UI selama 10 semester ini menikah dengan Ida Nurlela dan dikaruniai tiga orang anak, Idham Aulia, Mikhail Ali Sidqi, dan Haidar Rasyad.


Filmografi


Sinetron

  • Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
  • Bajaj Bajuri
  • Bajaj Baru Bajuri
  • Maha Kasih
  • Bang Jagur
  • Hidayah
  • Menuju SurgaMU
  • Si Entong 2

Lihat video warkop

Pengen mendownloadnya :

http://www.film-ku.co.cc/2009/07/film-koleksi-warkop-dki.html

Warkop


Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu Mulyono),Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.

Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai (Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).

Sejarah berdirinya warkop

Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.

Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Untuk hal itu, Rudy mengaku "Pernah sekali saya coba di panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya nggak usah saja,"

Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.

Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.

Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).

Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek upeti itu.

Personil

Warkop DKI: (kiri ke kanan) Indro, Kasino, Dono.

Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Era film

Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.

Era televisi

Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.

Proses kreatif

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.

Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.

Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Diskografi (kaset)

  • Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
  • Kaset 02 Tenda Warung
  • Kaset 03 Mana Tahan
  • Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
  • Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
  • Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
  • Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
  • Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)
  • Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)

Filmografi

Beberapa Poster Film Warkop DKI

Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.


Acara TV

Warkop Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.

  • Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi
  • Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
  • Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro
  • Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
Lebih jelas lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Warkop_DKI

Selasa, 22 Juni 2010

Profilku

Namaku Seftyan Recsha Maulana. Lahir di Surabaya 21 September 1992. Aku anak ke 3 dari 3 bersaudar semua kakak - kakakku sudah pada mapan dan alhmdulilah kakak laki - laki dah punya bisnis sendiri di bidang perbengkelan mobil di suatu daerah di Surabaya. Sedangkan kakak pertama perempuan dah punya anak 1 putra yang naik ke kelas 4 SD dan bisnis di bidang penjualan salah satu produk motor.

Sedangkan aku baru naik ke kelas 3 SMA di SMAK St Bonaventura Madiun. Aku adalah anak kesayangan almarhum bapakku yang telah wafat pada 23 Oktober 2008. Pada saat semasa hidup bapakku selalu memanjaakanku minta apa - apa di belikan meskipun harganya puluhan juta rupiah. Saat bapakku wafat aku tetapi tegar menerima kenyataan dari Allah SWT. Justru kakak perempuanku sangat terpukul bahkan pingsan di pemakaman di kota Magetan yang notabene kota asal bapakku. Akupun hingga sekarang masih teringat masa kecilku justru bapakku yang lebih sering mengasuhku dari pada mamaku yang harus kerja jam 06.30 maklum mamaku seorang guru di salah satu SMP di Kota Madiun. Bapakku yang mengurusku bahkan aku sakit selalu di ajak ke tokonya ia adalah pahlawanku meskipun sibuk tetap memperhatikan anaknya. Saat diopnamepun bapakku tidak kerja selama dua minggu untuk menungguku.


Sedangkan mamaku jarang memperhatikan anaknya orangnya tidak suka memanjakan anak sukanya memanjakan keponakannya yang kini sementara tinggal dengan mamaku karena suaminya kerja di Medan. Aku pu minta apa-apa gak berani kecuali uang sekolah. Semuanya minta ke bapakku baik, handphone komputer, laptop, baju, tas, bahkan aku minta Tigerpun dibelikan semenjak bapakku wafat tigerku di jual oleh mamaku dan ditukarkan SUPRA X 125. Akupun sekarang lebih pemberontak gara-gara motorku di jual oleh mamaku sedangkan aku di suruh naik Vario motor matik.

Sebenarnya bapakku melarang aku naik motor matik karena pernah jatuh, dan tanganku retak. Akupun lebih menuruti kata bapak dari pada mama. Itulah dampak setelah bapakku wafat. Akupun uang minta kedua kakakku. Untung di transfer 3 juta perbulan untuk makan, jajan, beli bensin motor kakak laki - lakiku yang kupakai meskipun SUPRA X 125 Injection akupun dah senang dari pada motor matik. Mulai ini motornya kupakai dari pada nganggur di Surabaya.

Untungnya aku punya kakak-kakak yang sifatnya suka loyal pada adiknya. Termasuk suami kakak perempuanku aku malah mau dibelikan mobil. Maklum hidup kakak pertamaku itu sangat berkecukupan. Tapi aku menolaknya justru aku minta motor Tiger. Tapi kakak iparku malah mau membelikan 2 unit dengan syarat aku naik kelas berapapun nilainya aku baru di belikan.

Ada hikmah di balik peristiwa. Setelah bapakku wafat mamaku sering memperhatikan aku. Minta makan apa aja di belikan. Karena kedua kakakku rutin mengirim uang untuk di Madiun. Saat ke Balipun mamaku selalu menanyakan aku pada pembantuku. Dulu pernah laukku di makan oleh anak sepupuku. Akupun melapor pada mamaku yang ada di Bali, dan kakak perempuanku. Kakak perempuanku yang justru lebih marah bahkan mengumpat pada sepupuku. Aku di suruh ke Surabaya akupun gak bisa karena ada UAS Semester 1 saat kelas 2 SMA. Setelah itu aku di transfer mobile banking uang 500ribu oleh kakak perempuanku untuk makan selama mamamku ke Bali. Akupun senang lumayan bisa makan di kfc ma honeyku yang dah putus Januari 2010 yang lalu.

Itulah profilku yang berkeluarga sederhana dan berkecukupan